Bahaya Mencium Bau Bekas Sisa Zat Asap Rokok

Tidak seperti perokok bekas atau perokok tidak langsung yang menghirup asap rokok langsung di udara, perokok eksternal atau perokok ketiga adalah orang-orang yang terpapar zat yang tetap tinggal sebagai residu asap yang menempel pada permukaan benda. di sekelilingnya

Pada dasarnya, cara melancarkan haid perokok pihak ketiga juga terkena racun dari rokok yang tertinggal di lingkungan. Hal ini paling sering ditemukan bila ada perokok dalam keluarga dan mereka tinggal di rumah.

Menurut periset Dr. Georg Matt dari Universitas San Diego, zat asap rokok bisa bertahan di permukaan benda, terutama di rumah. Dia mengatakan bahwa rumah bisa menjadi sumber utama dan deposit polutan dari asap rokok.

Ahli kimia lingkungan Eunha Hoh (dikutip oleh eurekalert.org), menyatakan bahwa asap rokok mengandung ribuan bahan kimia yang sebagian besar beracun dan bersifat karsinogenik.

Zat ini bisa menempel pada berbagai benda, terutama di lingkungan tertutup yang memiliki permukaan berpori.

Komponen yang dikenal bersifat karsinogenik dan dapat disimpan di lingkungan adalah hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).

Komponen ini diserap di dinding, furnitur dan benda yang terbuat dari plester dan karpet di dalam rumah. Zatnya bisa disimpan dalam waktu lama dengan kadar zat yang terus meningkat.

Sebuah penelitian oleh Sleiman pada tahun 2010 menunjukkan bahwa penyerapan nikotin asap rokok dapat terjadi lebih cepat, dan jumlah yang diserap cenderung konstan pada permukaan interior, termasuk permukaan kulit dan pakaian.

Zat nikotin akan disimpan dan bisa bereaksi dengan asam nitrat di udara membentuk karsinogen nitrosamin yang bisa diserap tubuh melalui pernapasan, pencernaan dan kontak dengan kulit.

Sisa zat asap rokok bisa dideteksi dengan adanya bau rokok pada permukaan benda setelah tidak adanya asap rokok. Ini juga menunjukkan toksisitas rokok pada permukaan benda.

Dampaknya terhadap kesehatan

1. Risiko kanker

Seperti paparan karsinogen pada umumnya, perokok pihak ketiga juga berisiko terkena kanker jika mengandung zat sisa asap rokok di lingkungan dalam waktu lama.

Penelitian oleh seorang ahli biokimia bernama Hang pada tahun 2013 menunjukkan bahwa dampak paparan terhadap perokok tangan ketiga yang tertinggal di lingkungan dapat menyebabkan kerusakan sel pada DNA.

Kerusakan pada untai DNA di sel akibat terpapar zat dari asap rokok residual dapat menyebabkan sel bermutasi ke sel kanker.

2. Kerusakan organ dalam tubuh

Tidak hanya kerusakan seluler yang mengakibatkan pertumbuhan sel kanker, zat residu juga bisa menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskular dan organ hati.

Penelitian Martins-Green pada tahun 2014 menunjukkan bahwa dampak paparan terhadap perokok tangan ketiga meliputi:

Kenaikan sel lemak tubuh dan kerusakan hati akibat kenaikan kadar lemak

Paparan zat rokok memicu peradangan paru-paru yang dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma, dan menghambat penyembuhan luka pada permukaan kulit.

3. Resiko diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah suatu kondisi bila terjadi resistensi insulin yang menghambat penggunaan glukosa dalam tubuh. Ini salah satunya dipengaruhi oleh stres oksidatif.

Menurut Martins-Green, menurut hasil penelitiannya, paparan zat dari asap rokok residu dapat menyebabkan peningkatan siklus menstruasi stres oksidatif yang dapat memicu dan memperburuk resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2.

Siapa yang lebih berisiko menjadi perokok ketiga?

Residu rokok akan bertahan lama atau beberapa dekade, dan jumlah toksisitas yang tersimpan akan terus bertambah.

Inilah yang membuat orang di lingkungan mengalami dampak paparan, terutama anak-anak dan orang tua.

Anak-anak perokok akan berisiko tinggi terpapar asap rokok bekas dan lingkungan yang mencemari asap rokok. Ini karena zat sisa asap rokok akan terus ada di lingkungan rumah, pakaian dan kendaraan dengan tingkat kontaminasi yang signifikan.

Anak-anak yang memiliki kebiasaan meletakkan tangan di mulut mereka setelah menyentuh permukaan menjadi lebih berisiko. Sedangkan lansia mengalami peningkatan risiko karena kepekaan terhadap penyakit terus meningkat seiring bertambahnya usia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyebab Serangan Jantung Saat Bercinta

Bagaimana Cara Membersihkan Telinga yang Benar?